PGRI Kutuk Keras Pembakaran Sekolah dan Pembunuhan Guru di Papua

SHARE

PPLP PGRI Pacitan – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengecam keras aksi pembakaran Sekolah Dasar YPK Anggruk dan rumah guru yang terjadi di Distrik Anggruk, Papua Pegunungan, pada 21 Maret 2025.

Melansir Antaranews enam orang guru korban OPM lainnya yang terluka, satu guru meninggal setelah sekolah tempat mereka mengajar dibakar kelompok tersebut pada Jumat (21/3) pukul 17.00 WIT.   Seorang guru bernama Rosalia Rerek Sogen, asal Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal dunia.  Aksi kekerasan yang diduga dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka-Kelompok Kriminal Bersenjata (OPM-KKB) ini menjadi ancaman serius bagi dunia pendidikan di wilayah tersebut.

PGRI menegaskan bahwa tindakan brutal ini tidak hanya merugikan tenaga pendidik, tetapi juga menghambat hak anak-anak Papua untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Guru adalah pilar utama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, dan segala bentuk kekerasan terhadap mereka merupakan pelanggaran berat terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan. Oleh karena itu, PGRI mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan tenaga pendidik, terutama di daerah rawan konflik, dilansir dari pbpgri_official  Senin (24/3/25).

Dalam pernyataannya, Pengurus Besar PGRI mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk segera menangkap dan menindak tegas para pelaku, serta memastikan keamanan bagi para guru yang bertugas di daerah tersebut. PGRI juga meminta pemerintah pusat dan daerah untuk memperkuat perlindungan bagi tenaga pendidik di Papua agar mereka dapat menjalankan tugasnya tanpa ancaman dan ketakutan. Pendidikan yang berkualitas hanya dapat terwujud jika guru merasa aman dan mendapatkan jaminan keselamatan dalam menjalankan tugas mulianya.


SHARE

Rekomendasi